Jejak Raden Saleh

 


 

Aku benar-benar tidak expect terhadap responku sendiri ketika menonton film Mencari Raden Saleh ini. Begitu selesai nonton, Waw… seru dan fresh banget! Seingatku aku tidak pernah nonton film Indonesia yang genrenya kayak film ini. Kayak genre baru gitu, meskipun aku pernah nonton film luar yang agak serupa.

Scene dibuka dengan aktivitas melukis dari seniman muda bernama Piko, rambutnya gondrong, berkaca mata tapi penampilannya tidak berantakan. Piko mahasiswa tingkat akhir yang memiliki pekerjaan sampingan melukis, lebih tepatnya ahli dalam memalsukan lukisan seniman-seniman terkenal. Hingga pada akhirnya ia mendapat tawaran pekerjaan dari Permadi (mantan presiden) untuk memalsukan lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro karya fenomenal dari Raden Saleh dan kemudian diminta menukar lukisan yang palsu dengan yang asli. Cerita ini menjadi plot utama dalam film. Dalam aksinya itu, Piko tidak sendiri, ada Ucup, Sarah, Gofar, Tuktuk dan Fella yang sama-sama ikut andil dalam Komplotan Raden Saleh.

Aku suka chemistry para pemain film ini. Ucup dan Fella, bromance antara Ucup dan Piko, juga Gofar dan Tuktuk. Sayangnya untuk Piko dan Sarah, entah kenapa aku tidak bisa merasakan chemistry di antara mereka, meskipun diceritakan mereka ini sepasang kekasih. Untuk karakter, yang menurutku paling menarik sekaligus yang paling aku suka adalah karakternya Ucup. Cara berpikir Ucup itu cepat, geraknya cepat, dapat menemukan banyak solusi dan kayak kalau tidak ada Ucup, maka rencana serta aksi memalsukan dan mencuri lukisan Raden Saleh ini sepertinya tidak akan pernah terjadi. Selain itu, latar belakang Ucup juga masih misteri. Latar belakang dari lima karater pemeran utama lainnya sempat disinggung dalam film, sedangkan Ucup ini tidak. Menarik, apalagi aku tidak mendengar kata-kata umpatan dari Ucup, beda kayak rekannya yang lain. Tapi kenapa namanya harus Ucup ya? :D Kalau diurut di antara keenam pemeran utama film ini, aku paling suka karakternya Ucup, Tuktuk, Fella, Piko, Gofar kemudian Sarah.

Untuk pemeran pendukungnya, aku paling suka karakter Budiman yang diperankan oleh Dwi Sasono, yang kalau untuk urusan akting tidak perlu diragukan lagi. Malah aku tidak mengenali wajah Dwi Sasono awalnya, kayak beda gitu. Terus polisi wanitanya juga keren. Jarang sekali kan ada polisi wanita berambut panjang. Menurutku itu bagus, mendukung sekali saat bertugas dan menyamar sebagai sipil.

Ada tiga adegan yang paling aku favoritkan dalam film ini. Pertama saat Gofar marah-marah meluapkan emosinya, karena ia khawatir bagaimana Tuktuk di penjara sementara ia dan rekannya yang lain tidak melakukan apa-apa untuk segera membantu. Kedua, saat mobil box yang disopiri Piko ditabrak polisi, mereka panik dan keadaan menjadi genting. Ketiga, saat Tuktuk diinterogasi dan dia hanya diam saja dengan wajah polosnya. Cakap benar strategi Tuktuk. Tidak dapat dibayangkan kalau bukan dia dan malah rekan lainnya yang tertangkap, bisa-bisa semuanya bocor.

Salut banget sama sutradara film Mencuri Raden Saleh, Angga Dwimas Sasongko. Pemilihan judulnya oke sekali, bikin penasaran. Para cast-nya keren, masing-masing cocok dengan karakternya. Sejarah yang disisipkan secara tidak langsung di dalamnya, justeru itulah yang bisa membuat penonton penasaran lalu mencari tahu. Siapa sebenarnya sosok Raden Saleh? Kenapa terjadi penangkapan Pangeran Diponegoro? Dan sebagainya. Film Mencuri Raden Saleh juga bisa membuat kita melek dunia seni (lukis). Berkat menonton film ini aku jadi tahu sejarah lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro, yang ternyata dibuat sebagai respon terhadap lukisannya Pieneman berjudul Penyerahan Pangeran Diponegoro kepada Jenderal De Kock.

Penyerahan Pangeran Diponegoro kepada Jenderal De Kock karya Pineman. Sumber: Wikipedia

Penangkapan Pangeran Diponegoro kaya Raden Saleh. Sumber: Wikipedia

Sayangnya, film ini tidak direkomendasikan untuk mereka yang suka latah dalam berucap, yang gemar sekali meniru tanpa memikirkan perkataannya baik atau buruk. Yak, di film ini, banyak kata-kata umpatan yang keluar, yang sama sekali tidak elok ketika didengar. Kemudian ada satu plot yang bisa saya tebak jalannya, yakni ketika dua lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro ada di kantor polisi. Saat nonton, kupikir ini pasti bagian dari plan Permadi. Berhasil atau tidak Komplotan Raden Saleh menukar lukisan tersebut, sama-sama menguntungkan buatnya.

Mencuri Raden Saleh tayang tahun 2022 di Bioskop, sudah lama bukan? Namun jangan khawatir, karena saat ini kalian bisa menontonnya di Netflix. Kabarnya, Mencuri Raden Saleh ini bakal ada lanjutannya. Tak sabar. Recommended pokoknya! :)

 

Komentar