Nabi Hud dan Kaumnya


Adakah kita mengetahui kisah Nabi Hud? Mengetahui bagaimana kelebihan kaumnya dan segala kenikmatan duniawi yang Allah Swt. berikan kepada mereka? Sejenak, mari kita menjejak secara ringkas kisah tentang Nabi Hud dan kaumnya.

Nabi Hud adalah keturunan dari Sem (Sam), 2 dari 3 putra Nabi Nuh yang selamat dari peristiwa banjir besar. Nabi Hud tinggal di Arab, tepatnya di suatu daerah antara Yaman dan Oman. Beliau adalah nabi pertama yang berasal dari bangsa Arab.

Kota tempat tinggal Nabi Hud beserta kaumnya bernama Iram, kota yang terkenal memiliki bangunan-bangun tinggi, yang belum pernah dibangun kota seperti itu sebelum-sebelumnya. Mereka mengukir bebatuan di gunung, dijadikannya bangunan yang megah. Mereka bisa melakukan pekerjaan itu tidak lain karena Allah Swt. telah melebihkan kekuatan fisik mereka. Perawakan mereka besar dan kuat. Mereka, yakni kaum ‘Ad, adalah orang-orang yang perkasa.

Tidakkah engkau (Muhammad) memperhatikan bagaimana Tuhanmu bebuat terhadap (kaum) ‘Ad? (yaitu) penduduk Iram (ibukota kaum ‘Ad) yang mempunyai bangunan-bangunan tinggi, yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain. (Q.S. Al-Fajr (89): 6-8)

… ingatlah ketika Dia menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah setelah kaum Nuh, dan Dia lebihkan kamu dalam kekuatan tubuh dan perawakan … (Q.S. Al-A’raf (7): 69)

Daerah tempat tinggal kaum ‘Ad juga dikatakan berkelok-kelok (pegunungan), sangat subur dan berpasir, sehingga dikenal pula dengan nama Al-Ahqaf, yang artinya ‘Bukit-bukit Pasir’. Nama Al-Ahqaf diabadikan dalam ayat dan menjadi salah satu nama surah dalam Al-Qur’an, yaitu surah ke-46.

Dan ingatlah (Hud) saudara kaum ‘Ad, yaitu ketika dia mengingatkan kaumnya tentang bukit-bukit pasir … (Q.S. Al-Ahqaf (46): 21)

Kaum ‘Ad diberkahi dengan kekayaan alam yang melimpah. Selain kekuatan fisik, Allah Swt. juga menganugrahi kaum ‘Ad dengan kenikmatan-kenikmatan lainnya. Tanah yang subur, yang lahannya dialiri dari sungai-sungai sehingga hasil tanaman darinya sangat baik. Mereka juga memiliki keturunan yang gagah perkasa, dan berbagai kenikmatan lainnya. Namun sayang sekali, kaum ‘Ad adalah kaum penyembah berhala. Nabi Hud diutus pada kaum ‘Ad untuk meluruskan aqidah mereka. Kaum ‘Ad menolak seruan Nabi Hud. Kenikmatan-kenikmatan yang mereka terima menjadikan kaum ‘Ad sombong. Mereka mendustakan dakwah yang disampaikan oleh Nabi Hud.

Nabi Hud memperingati kaum ‘Ad akan datangnya azab dari Allah jika mereka tidak meninggalkan tuhan-tuhan yang mereka sembah. Bukannya takut dengan ancaman tersebut, kaum ‘Ad malah menantang agar azab itu segera didatangkan jika memang perkataan Nabi Hud itu benar. Nabi Hud terus menyeru agar kaum ‘Ad bertobat dan beriman kepada Allah, tetapi mereka tidak kunjung mengindahkan seruan Nabi Hud. Atas perintah Allah, Nabi Hud dan sedikit dari pengikutnya yang beriman akhirnya pergi dari kota Iram, meninggalkan kaum ‘Ad yang semakin ingkar.

Allah menurunkan azab kepada kaum ‘Ad bermula dengan datangnya paceklik. Iram yang mulanya subur, berubah menjadi kota kering berkepanjangan. Lahan mereka tidak lagi menghasilkan. Mereka kelaparan dan beberapa dari mereka bahkan ada yang mati. Klimaksnya, ketika Allah mendatangkan awan menuju lembah-lembah tempat tinggal mereka. Mereka mengira itu adalah pertanda hujan yang sebentar lagi akan menjadikan tanah mereka kembali subur, tetapi tidak! Itu bukanlah awan tanda diturunkannya rahmat, melainkan awan itu adalah azab yang dapat membinasakan seluruh kaum ‘Ad, sehingga mereka menjadi tidak tampak lagi (di muka bumi) kecuali hanya (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Allah abadikan peristiwa ini dalam Al-Qur’an surah Al-Ahqaf ayat 21-25.

Di surah lain, Allah Swt. juga menggambarkan peristiwa dibinasakannya kaum ‘Ad dengan sangat mengerikan.

Sedangkan kaum ‘Ad, mereka telah dibinasakan dengan angin topan yang sangat dingin. Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus-menerus; maka kamu melihat kaum ‘Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seperti batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk). (Q.S. Al-Haqqah ayat 6-8)

Demikianlah kisah Nabi Hud dan kaumnya, kaum ‘Ad. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari kisah tersebut. Amin allahumma amin.

Pademawu, Pamekasan

 

Referensi:

Mushaf Al-Qur’an Terjemah. Edisi Tahun 2002, Departemen Agama RI.

https://www.youtube.com/watch?v=LMEi5m7p82E

https://www.merdeka.com/jabar/kisah-nabi-hud-as-contoh-sempurna-iman-dan-tawakal-dalam-diri-manusia-kln.html?

https://umma.id/post/sifat-terpuji-nabi-hud-menghadapi-kaum-ad-363088?lang=id 


Komentar