Ketika berbicara, ia dusta. Ketika berjanji, ia ingkar. Ketika dipercaya, ia khianat.
Bagaimana kita mendefinisikan kata 'munafik'? Benarkah hanya ia yang mengatakan 'kebohongan' saja? Bagaimana dengan seseorang yang gemar memberi nasihat pada orang lain dengan lisan dan tulisannya, sedang tingkah lakunya tidak sama persis dengan apa yang ia sampaikan atau bahkan cenderung melenceng? Tidakkah itu termasuk ciri dari perbuatan munafik pula?
Bagaimana kita mendefinisikan kata 'munafik'? Benarkah hanya ia yang mengingkari janji? Juga ia yang berlaku khianat? Bagaimana dengan seseorang yang menarik kembali atau membatalkan ucapannya? Bagaimana dengan seseorang yang menangguhkan sementara hak orang lain? Tidakkah itu termasuk ciri dari perbuatan munafik pula?
Kita semua patut becermin. Terkadang, kita bukanlah apa yang ada dalam pikiran. Bukanlah apa yang kita rasakan. Kita semua hanyalah hamba yang memiliki segudang praduga, keragu-raguan, angan-angan dan rasa kasih yang bisa menyelamatkan. Kita semua hanyalah seorang hamba, yang ditolak atau yang diterima.
Pademawu, Pamekasan
Komentar
Posting Komentar