Sebelum
kalian baca tulisan ini hingga selesai, aku hanya ingin mengingatkan bahwa tulisan
ini khusus untuk mereka-mereka atau kita-kita yang memiliki kecenderungan
dengan musik dan nada. Bagi kalian yang menganggap musik itu tidak baik (tidak
ada manfaat), kalian bisa segera skip tulisan ini agar tidak buang-buang
waktu, karena bagaimanapun menghargai perbedaan pemikiran itu penting. Oke, kita tidak akan membahas
perbedaan pemikiran, di sini kita hanya akan membahas nasyid dan seberapa urgen
kita mengoleksinya.
Bisa dikatakan
aku familiar dengan kata nasyid setelah mendengar nasyidnya Raihan yang
berjudul Iman Mutiara. Sebagai penyuka dan penikmat musik, sebelumnya aku
hanya familiar dengan lagu-lagu islami (musik
religi) seperti
lagunya Opick, Afgan, terus band Gigi, ya,
yang kebanyakan
penyanyinya solo. Baru setelah
aku masuk ke dunia kerja, di salah satu pendidikan swasta di Pamekasan (SDIT
Al-Uswah), aku mulai mengenal kata nasyid, mulai menyukai dan mulai mengoleksi (meski
tidak banyak) nasyid-nasyid yang menurutku bagus dan liriknya tu daleeeem
banget.
Saat itu aku masih berstatus karyawan magang di tempat
kerja aku sekarang. Di dalam kantor, aku mendengar suara anak-anak lagi
bernyanyi tepat di ruangan sebelah.
Hu ... Hu ...
Iman adalah mutiara
Suara mereka bergema. Kompak. Tegas. Berat. Amat menjiwai.
Mendengar awalannya saja hatiku tersentuh dan tiba-tiba dibuat merinding begitu
menyimak bait-bait setelahnya. Anak-anak itu masih kelas 2 SDIT, sedang latihan
untuk tampil di acara lepas pisah adik-adik mereka di TKIT Al-Uswah. Mereka dilatih
oleh guru Al-Uswah sendiri, yang baru aku tahu kemudian namanya adalah Ibu Nadia.
Terus aku juga mulai mencari tahu nasyid yang mereka nyanyikan itu judulnya apa?
Kutemukan judulnya Iman Mutiara yang dipopulerkan oleh Raihan, grup nasyid asal
Malaysia yang sudah lama berdiri dan albumnya sangat laris, bahkan di Indonesia.
Seketika aku merasa amat tertinggal dong!
Kalian bisa download mp3 Iman Mutiara di sini. Dan, Guys, coba
kalian resapi liriknya di bawah ini:
Iman adalah mutiara
di dalam hati manusia
yang meyakini Allah
Maha Esa Maha Kuasa
Tanpamu iman bagaimanalah
merasa diri hamba pada-Nya
Tanpamu iman bagaimanalah
menjadi hamba Allah yang bertakwa
Iman tak dapat diwarisi
dari seorang ayah yang bertakwa
Ia tak dapat dijual beli
Ia tiada di tepian pantai
Walau apapun caranya jua
Engkau mendaki gunung yang tinggi
Engkau berentas lautan api
Namun tak dapat jua dimiliki
Jika tidak kembali pada Allah
Bagiamana? Merinding nggak bacanya? Ada lagi nasyid-nasyid
Raihan yang liriknya itu tidak biasa. Keren pokoknya, seperti: Peristiwa Subuh,
Odey Anak, Demi Masa, Sesungguhnya, dan lain-lain.
Nasyid. Kenapa kita harus mengoleksi nasyid? Hmm. Kalian tidak
akan pernah tahu rasanya bagaimana dan alasannya apa, sebelum kalian mengoleksi
nasyid-nasyid itu sendiri. Tidak harus ada alasan untuk memiliki satu saja
nasyid dalam playlist mp3 kita, bukan? Kalau aku, berdasarkan yang aku
alamai, nasyid itu menyadarkan, menenangkan, menguatkan dan membangkitkan
semangat.
Guys, nasyid sama lagu religi itu beda ya. Lagu religi
bisa dinyanyikan siapa saja. Penyanyi pop seperti Afgan atau Rossa bisa
menyanyi lagu religi. Grup band seperti Gigi, Ungu, ST12 juga bisa membawakan
lagu religi (Astaga ... maafkan yak, aku nggak ada contoh lain yang lebih
milenial daripada mereka. Wkwkwk). Oke. Sedangkan nasyid, setahu aku, semua
personelnya (munsyid) itu adalah vokalis. Ya, jadi kalau di Indonesia jarang
sekali kutemui ada nasyid yang personelnya hanya satu orang. Terus, pesan dari
nasyid itu juga beragam (tentang Islam). Bisa tentang takwa, jihad, perdamaian,
cinta karena Allah dan lain-lain serta biasanya dibawakan bukan dengan tujuan
komersial, tetapi lebih kepada ajakan dan mengenal Islam lebih dalam. Selain itu,
seorang munsyid juga konsisten membawakan nasyid, tidak berganti-ganti genre.
O iya, jadi semenjak kenal nasyid, aku jadi sering lupa mendengarkan
K-Pop, lupa mendengarkan lagu-lagu India dan sebagainya, lagu-lagu yang justru
melenakan dan kadang malah membuat kondisi hati kita terpuruk, jatuh lalu
mengeras. So Guys, kalau menurut aku sih, kita harus pintar-pintar memilah dan
memilih musik atau lagu-lagu apa yang baik buat kita. Artinya, kalau lagu itu
tidak memberikan kita inspirasi atau motivasi, ya janganlah sering-sering didengar.
Bukan apa-apa, hanya khawatir lagu tersebut membuat kita terlena dan lupa,
bahwa ada yang lebih utama kita dengar dibandingkan musik, bahkan jika musik
itu sendiri berupa nasyid. Ada banyaklah. Kalian paham kan maksudku?
Jika kalian tertarik mengoleksi nasyid, kalian bisa cari
di youtube. Ada banyak. Ada Raihan. Ada Edcoustic (cari dengan
judul: Betapa, Tak Ada Beban Tanpa Pundak, Aku Ingin Mencintaimu, Muhasabah
Cinta, Nantikanku di Batas Waktu, dll). Ada Shoutul Harokah (cari:
Hadapilah, Bingkai Kehidupan, dll). Ada Sigma (yang jomlo awas
baper dengerin lagu-lagu Sigma. Hihi. Cari judulnya: Pejuang Tahfidz, Sejuta
Doa, Melukis Hati, Senandung Ukhwah, dll). Ada Izzatul Islam (cari:
Negeri yang Terluka, Sang Murabbi, dll). Ada Maidany (cari: Tsabat).
Dan lain-lain. Carilah yang cocok buat kalian, yang dapat menentramkan hati. Kuy
kita mulai add nasyid dalam lis mp3 kita. 😊
@maftuhatinn
Komentar
Posting Komentar