Kamu penyuka sastra? Khususnya cerpen? Jika iya, tentu
kamu akan sepakat kalau membaca cerpen itu termasuk kegiatan yang menyenangkan. Di
samping kita tidak perlu meluangkan banyak waktu, kita juga tidak perlu
mengeluarkan banyak biaya untuk bisa khatam membacanya. Apalagi di zaman serba online seperti sekarang, tentu bukan hal
yang sulit membaca via online. Iya
kan? Nah, tujuh cerpen karya anak negeri berikut kudu kamu baca, untuk
kemudian dapat kita ambil manfaatnya (baca: hikmah, diksi, etc.).
1.
Relikui Ibu
- Mashdar Zainal
Siapa yang tak baper jika mendapati kata
‘ibu’ disebut-sebut? Apalagi jika kini ia tak lagi membersamai hari-hari kita
di dunia? Kamu akan sedih jika mengingat kenangan tentang ibu, lebih-lebih jika
kamu menyadari kalau sebagai anak, kamu sering membuatya kecewa, dan ketika
sudah dewasa kamu malah tinggal jauh darinya. Ketika membaca cerpen ini, relung
hatimu akan merasakan dingin, lalu tiba-tiba kamu amat merindukan ibumu dan
ingin segera berlari memeluknya.
Baca cerpen Relikui Ibu
di sini.
Cerpen Mahdar Zainal yang tak kalah
menarik di antaranya berjudul: Semak Mawar Tua yang Menggugurkan Kelopak-kelopaknya yang Berkilap-kilap di Jantung Senja (basabasi.co).
2.
Muslihat
Hujan Panas - Benny Arnas
Benny Arnas selalu
mampu mengangkat kearifan lokal dalam setiap cerpen yang ia tulis. Dalam cerpen
ini kamu akan turut merasakan melankolia pasangan suami-istri yang kehilangan
kedua anaknya, tepat saat hujan turun di kala cuaca sedang panas. Cerpen ini
bikin iba di awal namun di akhir kita akan menggelengkan kepala sambil
tersenyum konyol.
Baca cerpen Muslihat Hujan Panas di sini.
Jika kamu ingin belajar
sastra dengan karakter kearifan lokal yang kuat, maka cerpen-cerpen Benny Arnas
bisa dijadikan referensi. Cerpen lainnya yang dapat membuat kamu speechless antara lain: Air Akar (Jawa
Pos).
3.
Robohnya
Surau Kami – A.A Navis
Jika kamu penyuka
cerpen garis keras, tentu kamu sudah tahu betul cerpen ini. Cerpen lawas yang
terbit tahun 1956 ini sangat terkenal serta selalu berkesan di hati para
pembacanya. Dan meskipun telah lama terbit, tentu cerpen ini masih sangat
relevan dengan kondisi masyarakat Indonesia sekarang. Setidaknya kamu akan
menemukan tiga amanat penting di dalamnya: kamu sebagai hamba Allah, kamu
sebagai warga negara Indonesia, dan kamu sebagai pribadi yang hidup di
lingkungan sosial. Cerpen ini benar-benar membuat kamu memikirkan ulang peran
dan posisimu sebagai bagian dari ketiganya.
Baca cerpen Robohnya Surau Kami di sini.
4.
Tangis
Perempuan Berkumis - Asef Saeful Anwar
Selain hobi membaca
cerpen, kamu juga hobi mendengarkan lagu dangut klasik? Jika iya, maka cerpen
ini sangat-sangat cocok untukmu. Ketika membaca cerpen ini, kamu akan
membayangkan seolah-olah tokoh yang ada di dalam cerita adalah Iis Dahlia dan
Arjun (Yus Yunus). Cerpen ini amat menarik karena mengambil referensi dari
lagu-lagu yang dipopulerkan oleh Iis Dahlia, hingga kemudian menjadi tulisan
utuh yang bisa dinikmati oleh semua kalangan.
Baca cerpen Tangis Perempuan Berkumis di sini.
Asef Saeful Anwar
piawai menjadikan lagu dangdut sebagai karya sastra. Cerpen Asef dengan genre
yang sama berjudul: 1 Cerita 4 Lagu Nelangsa (basabasi.co).
5.
Buat Apa
Disesali - Tere Liye
Cerpen
ini merupakan bagian dari antologi cerpen Tere Liye yang berjudul 'Sepotong Hati
yang Baru'. Kisah dalam cerpen ini klasik, tentang dua insan yang berteman sejak
lahir. Satu anak majikan. Satu lagi anak dari pembantu rumah tangga. Setelah
cukup dewasa mereka saling jatuh cinta, namun terhalang oleh status yang jauh
dari sepadan. Yang membuat cerpen ini sulit dilupakan oleh kaum melankolis
ialah soundtrack yang diselipkan di dalamnya, yakni lagu ‘Selamat Jalan Kekasih’
Rita Effendy. Hatimu seperti teriris selesai membaca cerpen ini.
Download antologi cerpen Sepotong Hati yang
Baru di sini.
6.
Surga di
Kolong Ranjang – Abdullah Salim Dalimunthe
Cerita tentang anak
kecil juga selalu mampu menghadirkan rasa iba. Di luar sana, betapa banyak
orang tua yang menyia-nyiakan keberadaan anaknya. Anak-anak yang kurang
mendapat perhatian. Anak-anak yang juga jarang merasakan kasih sayang. Cerpen
ini mendeskripsikan keadaan seorang anak yang merasa sepi lantaran ibunya sibuk
dengan karier. Seorang anak yang banyak menghabiskan waktunya di kolong
ranjang, hingga ia pun mati di sana.
Baca cerpen Surga di Kolong Ranjang di sini.
7.
Penagih
Hutang Bersepeda Kumbang - Farizal Sikumbang
Lagi-lagi cerpen yang satu ini bikin sedih. Tapi bukan itu intinya.
Cerpen ini mengajarkan pada kita agar tidak cepat men-judge orang lain, yang nantinya dapat berujung pada penyesalan
seumur hidup. Kita akan merenung setelah membaca cerpen ini.
Baca cerpen Penagih Hutang
Bersepeda Kumbang di sini.
Usai membaca tujuh cerpen di atas, lakon di dalamnya akan selalu
terngiang-ngiang dalam memorimu. Ketujuh cerpen di atas sangat direkomendasikan
buat kamu yang ingin memperkaya bacaan dan wawasan dalam bidang sastra. Di
samping tentu, masih banyak cerpen-cerpen anak negeri yang lain, yang tak kalah
menariknya dari cerpen-cerpen di atas. Selamat membaca. 😊
Komentar
Posting Komentar