Ummu Salamah





UMMU SALAMAH
(Istri Teladan)

Adakah kita mengenal sosok ummahatul mukminin satu ini? Jika kita pelajari khulasoh/sirah, sering kali nama Ummu Salamah tidak ditemukan dalam deret nama-nama istri Rasulullah. Memang, itu karena dalam sirah, namanya tercatat bukan Ummu Salamah, melainkan Hindun (nama aslinya), Hindun binti Abi Umayyah. Sebagaimana diabadikan dalam syair 'Aqidatul Awwam' (biasanya syairnya terangkum dalam burdah, dibaca anak pondok sembari menunggu kiai mulang. Duh, jadi kangen... Hiks). Berikut syairnya :

عن تسع نسوة وفاة المصطفى # خيرن فاخترن النبي المقتفى
عاءشة وحفصة وسوده # صفية ميمونة ورمله
هند وزينب كذا جويريه # للمؤمنين امهات مرضيه

Namun daripada Hindun, panggilan Ummu Salamah lebih akrab dan lebih viral di kalangan para sahabat serta umat Rasulullah di kemudian (saat ini). Oleh karenanya, Ummu Salamah dipilih menjadi judul dari tulisan ini.

Ummu Salamah tergolong assabiqun alawwalun (Orang-orang yang pertama masuk Islam). Pada awal Islam disyiarkan di kalangan kaum Quraisy dan mendapat banyak halangan serta pertentangan, menyebabkan beberapa dari kaum muslim Hijrah dari Makkah ke Habasyah, Ummu Salamah beserta Suami dan anak-anaknya turut dalam hijrah yang pertama tersebut. Tentu hijrah yang berat dilakukan, tetapi demi menjaga keimanan, keluarga Salamah rela meninggalkan kenyamanan.

Tak berapa lama saat keluarga Salamah kembali lagi ke Makkah, perintah Hijrah kembali datang, kali ini bukan ke Habasyah, melainkan ke Madinah. Keluarga Salamah menaati perintah Allah dan Rasul-Nya, mereka bergegas hendak menuju Madinah. Namun malang, Ummu Salamah ditahan oleh keluarganya hingga tepisah dari suami dan anak-anaknya. Setelah satu tahun, akhirnya Ummu Salamah diizinkan menyusul keluarga terkasihnya di Madinah.

Ummu Salamah sosok istri yang setia dan amat menyayangi keluarganya. Sebagai istri, Ummu Salamah sering merasa cemburu dan khawatir terhadap Abu Salamah. Ia berkata, "Maukah kamu berjanji padaku? Bahwa kamu tidak akan menikah lagi jika aku meninggal?"
Mendengar permintaan itu, Abu Salamah tersenyum, lalu menjawab, "Tidak, akulah yang akan meninggal lebih dulu. Kudoakan agar kau menikah lagi dengan orang yang lebih baik dariku."
Masya Allah, ucapan Abu Salamah tersebut menunjukkan rasa syukur terhadap Allah, karena telah memiliki istri yang tak diragukan lagi kesetiannya dalam suka maupun duka.

Ucapan Abu Salamah rupanya diamini oleh malaikat. Ketika Abu Salamah syahid di tahun ke-4 Hijriah, dan begitu Ummu Salamah selesai masa iddah, datang Abu Bakar untuk meminang, tetapi pinangan itu ditolak. Datanglah Umar, Ummu Salamah juga menolaknya. Kemudian datanglah Rasulullah saw., Ummu Salamah menolak secara halus, "Ya Rasulullah, sebagaimana Anda dapati, bahwa keadaan saya sudah tua, anak-anak saya banyak, serta, saya adalah seorang yang pencemburu."
"Jika karena usia, maka aku lebih tua darimu. Jika karena masalah anak, Allah dan Rasul-Nyalah yang akan mengurus. Dan jika karena sifat cemburu, maka Allah akan menghilangkannya," kata Rasulullah, meyakinkan Ummu Salamah. 
Masya Allah, masya Allah, sungguh jawaban yang membuat damai (baca membuat hati jadi meleleh hingga muncul keyakinan). 😍

Lanjut... 

Maka menikahlah Ummu Salamah dengan Rasulullah saw., laki-laki dan manusia terbaik sepanjang zaman. Doa Abu Salamah kala itu diijabah oleh Allah swt. Ummu Salamah yang pada dasarnya termasuk wanita cerdas lagi bijaksana, maka ketika mendampingi Rasulullah sebagai istri, Ummu Salamah banyak memberikan kontribusi-kontribusi positif terhadap dakwah Rasulullah saw., belum lagi kemampuannya dalam menenteramkan hati suami yang memang tak perlu lagi diragukan.

Contohnya pada saat terjadinya Perjanjian Hudaibiyah. Pada saat itu umat muslim merasa kecewa karena tidak bisa melaksanakan haji, padahal para sahabat telah menyediakan hewan qurban. Meskipun pada saat itu mereka tidak dapat melaksanakan ibadah haji, Rasulullah tetap memerintah para sahabatnya agar mencukur rambut dan memotong hewan qurban. Tiga kali Rasulullah memerintah, namun tidak ada satupun sahabat yang mengindahkan perintah beliau. Mereka masih larut dalam kekecewaan. Melihat hal itu, Rasulullah merasa kecewa, bukan pada Perjanjian Hudaibiyah, tetapi kecewa terhadap para sahabatnya. Rasulullah kemudian mendatangi tenda Ummu Salamah (istri yang dibawa beliau pada saat itu), lantas menceritakan persoalan yang tengah beliau hadapi. Ummu Salamah menenangkan hati Rasulullah dengan menawarkan sebuah solusi permasalahan. "Ya Rasulullah, keluarlah tanpa berkata-kata. Cukurlah rambut dan potonglah hewan qurbanmu sebelum mereka."
Rasulullah mengikuti saran Ummu Salamah. Menyaksikan Rasulullah melakukan sendiri apa yang diperintahkan tadi, para sahabat pun merasa malu, lalu mereka turut mengikuti Rasulullah. Masya Allah.

Sungguh, Ummu Salamah termasuk salah satu wanita yang patut kita teladani. Selain itu, Ummu Salamah ra. termasuk istri Rasulullah yang banyak meriwayatkan hadits setelah Aisyah ra. 


22.15, Pademawu
Pamekasan, 14 November 2018

#sirah
#istriteladan

Komentar